Pesan Sederhana untuk Para Pemimpin Muda

Dalam hitungan bulan, aku bakal mengakhiri masa-masa jadi pimpinan di IPM. Masa-masa puncakku pada organisasi mahasiswa juga sudah lewat beberapa tahun lalu. Jadi, meski masih berusia muda, tapi dalam hal menjadi pemimpin muda, masaku sudah mendekati akhir.

Maka, sekarang menjadi saat yang tepat aku menuliskan beberapa pesan untuk pemimpin muda berdasarkan pahit-manis-asam-garam pengalamanku menjadi pemimpin muda. Ada pesan-pesan sederhana namun penting sekali untuk dicatat dan diterapkan baik-baik.


Ilustrasi dari yukbisnis.com


Pertama, jangan pernah bergerak sendiri dan merasa sendiri. Menjadi pemimpin adalah amanah yang dipercayakan orang-orang, anggota dan pengikut. Pemimpin ada bukan untuk menjadi bintang, bukan orang yang paling kuat, juga bukan yang paling pintar, tetapi pemimpin adalah sosok yang bisa menyatukan tiap pribadi untuk melakukan kerja sama yang baik.

Selain soal kepemimpinan, "jangan pernah merasa sendiri" juga berlaku untuk keseharian. Seringkali menjadi pemimpin membuat kita merasa menanggung semua beban, hingga membatasi ruang-ruang untuk bercerita karena takut dipandang lemah. Padahal pemimpin juga manusia, sangat wajar untuk membagi cerita dan pada gilirannya mendistribusikan beban.

Kedua, tetap perhatikan diri sendiri. Banyak orang ketika menjadi pemimpin mengorbankan banyak hal. Setidaknya aspek-aspek kehidupan pribadi, pertemanan, kuliah, uang, sampai kesehatan bisa jadi korban karena kita terlalu asyik mengurusi organisasi dan anggota dengan segala permasalahannya. Padahal tanpa lima aspek tersebut aku yakin seseorang tidak akan memiliki kualitas yang cukup untuk menjadi pemimpin.

Untuk urusan ini, aku harap teman-teman pemimpin muda sekalian ingat, bahwa tanpa kita, organisasi masih akan tetap ada dan bisa berjalan. Sementara lima aspek penting tadi tidak akan bisa digantikan oleh orang lain, harus diri kita sendiri yang mengurus dan memastikan kita punya cukup ruang untuk diri sendiri.

Ketiga, mendengarkan. Bagian ini sederhana tapi menurutku sangat penting bagi keberhasilan pemimpin dalam periode kepemimpinannya. Soal berbicara, teman-teman sekalian pasti sudah paham dan sangat menguasai, karena itulah teman-teman terpilih menjadi pemimpin. Sebaliknya, soal mendengarkan, para pemimpin sering lupa.

Namanya saja pemimpin, posisinya di puncak, kuat, dan secara otomatis karismatik akan membuat para anggota sungkan untuk berbicara. Maka pemimpin yang baik perlu membuka diri, memberi kesempatan, bahkan bertanya secara langsung untuk membuat teman-teman yang dipimpin berbicara. Entah untuk kepentingan organisasi atau bercerita banyak hal di luar organisasi.

Ingat, mendengarkan berbeda dari mendengar. Mendengar adalah sebatas suara masuk lewat telinga. Tapi mendengarkan adalah soal menyediakan waktu, menyimak, menghargai pendapat, dan memahami untuk kemudian memberikan solusi atau--dalam konteks organisasi--melahirkan terobosan baru.

Keempat, mendelegasikan dan meringankan beban anggota. Menjadi pemimpin adalah mendapatkan banyak kesempatan dibanding seluruh anggota. Mulai dari bertemu orang-orang hebat, mendapat pengalaman baru yang luar biasa, menjadi sosok yang inspiratif bagi banyak orang, sampai mendatangkan peluang keuntungan materi.

Dengan segudang privilege, tidak ada salahnya pemimpin muda juga membantu anggotanya untuk berkembang. Salah satu caranya adalah dengan mendelegasikan urusan organisasi pada anggota atau pemimpin dalam skala yang lebih rendah (misalnya ketua bidang, atau koordinator). 

Pendelegasian akan membuat privilege terdistribusi secara lebih baik. Dengan demikian, pendelegasian akan membantu organisasi berkembang lebih baik lagi, juga individu mendapat pengalaman-pengalaman baru. Dengan mendelegasikan beberapa tugas atau undangan, para pemimpin sekalian nggak akan kehilangan pengalaman-pengalaman baik, kok. Justru akan fokus pada prioritas yang lebih tinggi, juga memiliki waktu untuk kesempatan yang lebih baik dengan manfaat yang lebih besar.

Soal beban anggota, hal ini berdasarkan pengalamanku merupakan tugas pokok pemimpin yang tidak pernah tertulis dalam aturan manapun. Karena pemimpin adalah orang terpilih yang punya kualitas, sudah pasti anggota punya kepercayaan pada pemimpin. Oleh sebab itu, anggota akan selalu bekerja mengikuti pemimpin untuk kebaikan bagi organisasi.

Dengan kerja-kerja anggota tersebut, tugas pemimpin adalah meringankan beban, dengan membuka jalan, tidak mempersulit keadaan, tidak marah-marah ketika terjadi kesalahan, dan bersedia mengajari ketika dibutuhkan. Ingat, namanya anak muda, kita semua masih di tahap belajar. Anggota masih dalam proses belajar, pemimpin muda pun begitu, masih belajar menajdi pemimpin, belum menjadi pemimpin yang sebenarnya. Jadi ayo berikan ruang untuk saling belajar.

---
Demikian pesan-pesan sederhana dariku. Bukan berarti aku sempurna dalam memimpin dan sempurna dalam melaksanakan hal-hal di atas. Aku pernah berhasil, juga pernah gagal tapi setidaknya dengan berhasil dan gagal, kita belajar banyak hal. Lalu dengan pembelajaran tersebut, aku berbagi ke teman-teman pemimpin muda sekalian.

Pesan ini aku buat untuk para pemimpin muda di organisasi kepemudaan, kepanitiaan, dan komunitas. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan dalam skala yang lebih luas dan dunia kepemimpinan yang lebih serius.

Semangat terus, perbanyak minum air putih, kurangi begadang, dan selamat memimpin! :)

Komentar

Postingan Populer