Langkah 3 : Naban yang Nggak Bisa Sendirian

Harus diakui, Naban (terutama di awal periode PD IPM Jogja 17-19) adalah pribadi yang egois. Sok-sokan.

Hanya karena punya kelebihan sedikit (banget) kemampuan, konsistensi, dan pengalaman kemudian nggak jarang jadi merasa hebat dan menuntut banyak.



Ya, seperti yang aku tulis beberapa waktu lalu. Aku belajar banyak. Makin ke sini, makin sadar bahwa aku ada di posisi ketum karena beruntung aja keadaan mengizinkan. Perkara kebaikan dan pencapaian yang dilakukan PD IPM Jogja, ya itu karya bersama teman-teman. Malah aku dengan peranku sesungguhnya nyaris nggak punya peran langsung. Kalaupun ada peran langsung itu hanya sedikit, dan pengganti aja.

Nyawa PD IPM Jogja ya dari bidang-bidang, tanpa terkecuali. Ada seratus tiga puluh lebih program di periode ini dengan segala rintangannya, belum lagi gerakan dan aktivitas non-program. Mayoritas ya dilakukan oleh teman-teman bidang, bukan ketum, bukan Naban.

No, dengan tulisan ini bukan berarti aku beranggapan bahwa Naban yang sekarang lebih mendingan keegoisannya, cuma sekarang aku jadi lebih sadar aja.

Beberapa poin yang aku sebut di atas tadi benar terjadi. Salah satunya di Rapat Pleno 1 (Agustus 2017), PD IPM periode ini menjalankan evaluasi resmi pertamanya. Banyak masukan, kritikan, sampai protes disampaikan, terutama ke aku dengan segala tindak-tandukku. Mulai dari yang harus lebih terbuka dan transparan, ekspresi yang perlu lebih dikondisikan, sampai sikap yang jangan sampai terlalu menyeret-nyeret teman-teman PD IPM.

Evaluasi yang cukup menyita tenaga sebenarnya, selain perlu mendengarkan dengan seksama juga perlu menerapkannya segera sebagai pelajaran. Apalagi dengan aku yang dari dulu jarang serius menindaklanjuti sikap orang-orang di sekitarku. Tapi yang aku senang, teman-teman dengan semangatnya meminta evaluasi malam itu dilanjutkan sampai lewat tengah malam. Malah baru selesai setelah pukul 2.00 dinihari. Energi positif yang selalu dilakukan di dua rapat pleno selanjutnya.



Dari Rapat Pleno 1 dan banyak peristiwa lain, aku terus belajar. Merangkak sedikit demi sedikit untuk lebih paham lagi dan lagi. Kekuatan dari teman-teman lah yang kemudian terus mewarnai dan bikin PD IPM Jogja makin membaik, makin kuat dari waktu ke waktu.


Bersambung ke langkah-langkah selanjutnya

Komentar

Postingan Populer