Tips Buat Aktivis Biar Cepat Beres Skripsi

17 September 2020 lalu aku menulis tentang Kenapa Aku Kesulitan Ngerjain Skripsi. Selang 18 bulan kemudian, 22 April 2022 aku membuat Postingan Pengingat dan Pelipur Lara. Boleh dibaca boleh enggak, yang jelas kedua tulisan tersebut adalah gambaran jelas kemalasan dan ketidakfokusanku dalam mengerjakan skripsi.

Total aku butuh waktu 25 bulan untuk memulai dan mengerjakan selesai sampai tuntas. Tapi, 20 bulan di antaranya aku banyak menghabiskan waktu untuk bertengkar dengan diri sendiri, berulang kali salah data, baru mengerjakan revisi setelah satu bulan diberi feedback oleh dosen, takut-takut mengerjakan revisian skripsi, sampai mengerjakan skripsi dengan mode disambi-sambi. Baru di empat bulan terakhir aku benar-benar fokus. Bahkan selama Januari-Februari lalu aku banyak berdiam di Jogja, dan fokus menyelesaikan satu-persatu to-do list revisi skripsi.

Berdasarkan pengalaman burukku yang ngga bisa ditiru ini, setidaknya aku jadi menemukan cara pengerjaan skripsi yang cukup efektif buat para aktivis atau mahasiswa semester akhir yang nyambi kerja.

1. Berikan Waktu Lebih Buat Diri Sendiri

Ciri khas aktivis salah satunya adalah membantu urusan orang banyak. Seringkali, karena bergelut dengan hajat orang banyak, para aktivis sampai lupa dengan diri sendiri. Lupa makan, lupa mandi, lupa istirahat jadi langganan para aktivis dan pekerja, padahal memberi waktu buat diri sendiri itu penting. 

Aku pun baru sadar untuk memberi waktu lebih buat diri sendiri di lima bulan terakhir proses skripsian, setelah Bapak bilang, "Ngurus skripsi hanya kita yang bisa, ngurus umat banyak orang, bahkan jika gak ada kita umat pasti ada yang ngurus."


Setelah setuju sama prinsip di atas, sediakan waktu selama dua jam setiap hari, untuk mengerjakan skripsi. Mau pagi, siang, malam, sore, setelah subuh, sebelum subuh, terserah. Yang penting nyaman, nggak ngantuk, dan bisa fokus.

2. Berjuang untuk Jangka Panjang

Orang-orang yang biasa kerja ataupun berorganisasi umumnya jago merampungkan tugas-tugas jangka pendek. Misal rentetan daftar pekerjaan yang dimulai pagi hari dan sore sudah selesai. Atau menggarap diskusi dadakan dalam tiga hari, juga kegiatan yang beres dalam satu bulan.

Tugas-tugas di atas adalah satu hal, dan skripsian adalah hal lain yang sama sekali berbeda. Durasi wajar pengerjaan skripsi adalah satu semester, yang lebih lama bisa sampai 20-an bulan (contohnya aku hehehe), dan paling cepat ngga kurang dari tiga bulan. Memang ada yang bisa kebut skripsi dua pekan selesai, tapi harus meluangkan waktu 15-18 jam dalam sehari. Mana mungkin aktivis melakukan opsi terakhir ini...

Maka bersiaplah buat jangka panjang karena tahapan-tahapannya banyak. Progres kecil sangat berarti. Bisa menambah tulisan satu halaman adalah kemajuan yang perlu diapresiasi. Menyelesaikan satu bab bukan berarti skripsi segera selesai, masih ada rentetan proses di depan yang perlu dijalani.

3. Pilih Tempat Favorit

Bagi diriku, pengerjaan skripsi dua tahun belakangan adalah proses memahami diri sendiri. Salah satunya mengetahui tempat mana yang paling cocok untuk buka laptop dan fokus mengerjakan sesuatu. Ternyata, aku butuh kursi dan meja dan ruangan yang terang untuk bisa fokus. Selain itu, buka laptop dan kerja di kereta ekonomi juga lumayan efektif buatku.

Bukannya ngga bisa kerja di kamar beralaskan kasur. Sebenarnya bisa-bisa saja. Tapi, buat aku yang pelor ini risiko laptopan di kasur lebih tinggi dari manfaatnya. Dalam setengah jam aku pasti ngantuk dan tahu-tahu sudah terbangun dari ketiduran selama dua jam.

Memahami dan memilih tempat favorit ini penting banget. Bisa jadi tempat favorit kita di kamar, ruang tamu, kafe, taman, atau perpustakaan. Tiap orang beda-beda, meskipun secara umum kita perlu punya ruang selain kamar tidur untuk mengerjakan skripsi. Atau minimal masih di dalam kamar tapi di sisi yang berbeda dari tempat kita tidur.

4. Atasi Godaan Main Hape

Ini ngga kalah penting. Jaman sekarang main hape adalah hiburan sekaligus pengganggu produktivitas semua kalangan. Umumnya, kita menggunakan hape 5-8 jam dalam sehari.

Maka, menekan penggunaan hape jadi penting. Kalau bisa mengurangi dua jam, lumayan banget bisa dipakai untuk fokus buka laptop dan mengerjakan skripsi. Tapi pertanyaannya, gimana caranya?

Sebenarnya sederhana, bukan soal bisa atau engga, tapi mau atau engga. 

Pertama, batasi media sosial di hape, kalau mau buka di laptop saja ngga masalah. Kedua, matikan notifikasi dan paket data, karena notifikasi dan paket data ternyata berpengaruh besar pada frekuensi penggunaan hape. Ketiga, gunakan fitur "focus mode", fitur ini bisa kamu temukan di bagian setting-digital well being (di hape Android). Keempat, cara-cara ekstrem bisa dipakai, seperti menaruh hape di ruangan lain, menitipkan hape ke teman, atau mematikan hape selama alokasi waktu kita skripsian.

5. Temukan Teman yang Suportif

Ini sederhana tapi perlu tega. Selama skripsian tinggalkan sejenak kawan-kawan yang mengganggu jadwal pengerjaan skripsimu. Utamakan skripsi ketimbang pertemanan. Meninggalkan teman sejenak sah-sah saja karena orang pasti datang dan pergi di hidup kita, tapi meninggalkan skripsi bisa kena drop-out. Bahkan sampai kadar tertentu aku menyarankan teman yang galak dan disiplin dibanding teman yang santai-santai saja.

"Teman" yang aku maksud juga bisa diartikan secara luas. Bisa sahabat, keluarga, pacar, suami/istri, dan siapapun yang berkenan membantu, menemani setiap hari, atau sebatas mendukung dengan kata-kata. 

6. Buat To-do List

Seringkali kita bingung, galau, dan overthinking karena bingung mau mulai dari mana. Nah, catat apa saja yang perlu dilakukan, apa saja revisi yang mau dikerjakan, dan apa saja alat, referensi, maupun data yang dibutuhkan. 

Lalu, fokuskan pengerjaan sesuai to-do list. Kalau langkah ini dilakukan, aku jamin pasti progres baik segera kelihatan. To-do list bukan hanya membantu mengurai benang kusut, melainkan jika berhasil mencentang satu per satu daftar kerjaan dapat membuat kita mendapatkan kepuasan yang menjadi keberhasilan kecil kita.

7. Segera Kerjakan Revisi

Kalau ngga segera mengerjakan revisi apa yang akan terjadi?

Lupa skripsian

Terganti agenda lain

Ngga kerasa kok sudah dua pekan ngga skripsian

Lho, lho, kok sudah satu bulan ngga skripsian

Mau membuka file saja takut

Sudah berani buka file, mau mengerjakan kok sudah lupa cara dan rumusnya...

Maka itulah pentingnya mengerjakan revisi langsung setelah dikirimkan dosen. Kalau butuh istirahat, ya rehat sejenak saat masih menunggu dosen menyampaikan komentar dan revisinya. Di luar itu, segera garap skripsi, lebih cepat lebih baik. Biasanya revisian memakan waktu maksimal satu pekan. Malah kalau revisinya bukan revisi data, bisa selesai dalam 1-2 hari saja.

8. Lawan Ketakutan-ketakutan

Melawan ketakutan ini bentuk permainan melawan persepsi. Rasa takut bikin kita malas buka laptop, ngga berani mengecek folder skripsi, bahkan juga ngga yakin skripsi kita bakal selesai. Tapi, percayalah, ketakutanmu hanya persepsi dan asumsi.

Ketakutanmu hanya perlu dilawan. Revisi yang harus digarap ngga semengerikan itu, semuanya bisa kamu tangani. Proses skripsian untuk mengerjakan satu revisi paling hanya butuh 1-3 hari, yang penting fokus. Dan, skripsimu pasti bakal segera selesai.


Itulah tips buat aktivis biar cepat beres skripsi. Sengaja ngga aku tambahkan kiat menghadapi dosen, karena halangan yang satu ini pasti bisa diakali setiap aktivis dengan baik. Karena pada dasarnya aktivis biasa menghadapi orang lain dan melawan masalah orang banyak, tapi di hadapan skripsi kita semua sama: melawan diri sendiri.

Semangat buat kamu yang sedang skripsian, semoga segera beres dan lulus :) 

Komentar

Postingan Populer