Rehat Sejenak dari Medsos

Beberapa waktu belakangan, aku hampir pasti memakai HP lebih dari 6 jam dalam sehari. Sesekali cuma sekitar 5 jam, tapi paling sering 7 atau 8 jam. Bahkan kadang bisa 10-11 jam dalam sehari. Dengan kata lain, sepertiga waktuku dalam sehari kupakai untuk buka HP.

Si benda berlayar sentuh sebenarnya ngga salah. HP cuma alat saja. Banyak baiknya juga. Banyak membantu manusia terutama aku menyelesaikan urusan sehari-hari. Tapi, notifikasi dan banyak fitur lain penuh dengan brain hack yang benar-benar bisa mengakali manusia.


Kamu juga bisa ngecek durasi penggunaan smartphone lewat fitur Digital Well-being yang tersedia di beberapa edisi Android terbaru

Durasi Penggunaan HP yang Meresahkan

Diakui atau enggak, makin ke sini aku makin banyak menggunakan HP. Bahkan, saat sedang membatasi penggunaan HP pun (misalnya dengan focus mode), seringkali tangan refleks menghidupkan layar dan mengecek HP. Iya, benar-benar refleks, dan baru sadar setelah membuka lock-screen.

Selain itu, ada juga kegelisahan yang muncul (aku yakin bagian ini juga banyak dirasakan dari kita). Makin ke sini, si benda kecil 6 inchi jadi tempat hidup kita bergantung. Pekerjaan, janji, perasaan, dan banyak urusan lain ada di HP. Salah satu dampaknya, tekanan muncul. Bahkan, sekarang, makin banyak dari kita yang terganggu bahkan takut untuk sekadar ngecek WA dan membuka roomchat.

Belum lagi ketika berharap respons baik dari orang lain saat nge-chat, ini juga tekanan tersendiri. Bahkan kadang sampai berasumsi macam-macam kalau chat kita lama dibalas. Juga, kita bisa tersinggung/marah/sedih/galau disebabkan kata-kata orang via chat--padahal sangat mungkin yang dimaksud pengirim pesan ngga begitu.

Capek juga menjadikan medsos sebagai pelarian. Pas bosan, buka Instagram. Pas lelah, buka Twitter. Bangun tidur, buka medsos. Bosan kerja, scroll timeline. Mau tidur pun sempat-sempatnya ngecek medsos karena notifikasi yang masuk terlalu menggoda untuk dilewatkan.

Memang, aku senang berselancar dan interaksi di medsos. Tapi, ketika kontrol diri berkurang gara-gara medsos, pertanda ada yang ngga beres, nih.

Rehat Sejenak dari Medsos

Karena alasan-alasan di atas, aku memutuskan buat nonaktif IG, Twitter, dan Facebook selama 14 hari. Juga membatasi penggunaan WA, dengan mematikan centang biru.

Mungkin ada pertanyaan, seorang Naban yang "juru kunci online" yakin mau nonaktif medsos?

Sebenarnya ada keraguan, sih. Tapi, karena aku suka tantangan, walhasil rencana yang satu ini aku anggap sebagai tantangan kecil. Dalam hal ini tantangannya adalah fokus dengan apa yang ada di depan mata dan menjalin hubungan lebih baik dengan hal-hal yang nyata.

Aku juga mau nulis setiap hari. Satu hal yang makin ke sini makin jarang aku lakukan. Memang, nulis di blog pribadi dan Twitter jalan terus. Tapi aku perlu memacu diri lebih baik lagi biar lebih aktif nulis di Milenialis, IBTimes, atau bahkan media-media yang lebih besar. Kualitas tulisanku pun masih bisa berkembang lebih jauh lagi.

Selain itu, aku mau merapikan beberapa hal di hidupku. Mungkin merapikan barang-barang di kontrakan, memilah baju mana yang sering dipakai dan mana yang harus didonasikan. Juga merapikan galeri, juga memori HP dan laptop. Mungkin juga memilah dan menghapus roomchat WA yang sudah lama jauh tertimbun dan ngehabisin ruang penyimpanan.

Aku juga mau menyelesaikan to-do list yang terabaikan karena terlalu banyak berselancar di HP. Jujur ada to-do list krusial yang sebenarnya perlu segera digarap, tapi sengaja ditunda karena asyik memantau timeline, lalu didahului aktivitas lain, lama-kelamaan lupa, sampai akhirnya menjadi kerjaan yang ngga disentuh berbulan-bulan. Padahal sudah ditunggu manfaatnya oleh banyak orang.

Dalam jangka dua pekan aku mau melakukan beberapa perjalanan. Bertemu dengan orang-orang yang dari mereka aku bisa banyak belajar. Atau sekadar ngobrol-ngobrol mendalam dengan orang-orang yang sudah aku kenal baik.

Mungkin ada pertanyaan, "Terus kerjaan gimana?" Tentu kerjaan masih dipantau. Tetap akan selesai on time. WA juga tetap aktif meski frekuensi menengok status orang-orang bakal aku kurangi. Kalaupun butuh memantau Instagram, Twitter, sampai FB untuk kepentingan kerjaan/organisasi, aku bakal login secukupnya lewat laptop.



Di era serba bergantung pada gawai seperti sekarang, cara-cara kecil semacam ini yang bisa aku coba lakukan untuk mencari tau apa yang diingkan diriku, sekaligus menemukan bentuk terbaik dari diri sendiri. Sampai jumpa 10 Juni 2022 :)

Komentar

Postingan Populer